Place that I wanted to visit the most was West Sumatra
Pertengahan tahun 2018, tepatnya di awal bulan Mei, saya berkesempatan untuk berlibur ke Sumatera Barat. Saya senang banget sih karena Sumatera Barat adalah salah satu tempat di Indonesia yang ingin sekali saya kunjungi sejak dulu. Alasannya ya karena Sumatera Barat adalah daerah asal ibu saya.
Saya berlibur lengkap dengan keluarga inti saya. Segala hal cukup dipersiapkan secara matang dari mulai budget, jadwal, dan list barang bawaan. Saya dan adik saya cukup detail dalam merencanakan perjalanan karena kami ingin dapat mengunjungi banyak tempat wisata sekaligus rumah saudara jauh ibu saya.
Di hari pertama, kami menginap di Padang. Di hari itu, kami mengunjungi Pantai Air Manis yang terkenal dengan legenda Malin Kundang.
Perjalanan ke Pantai ini sebenarnya cukup singkat, hanya 15 menit dari tengah kota Padang. Disana saya melihat Si Malin yang sudah menjadi Batu Hahaha. Sejauh mata memandang, cukup banyak sampah di pantai ini, mungkin karena ramainya pedagang kaki lima di pinggiran pantai. Kalau ditertibkan, pasti akan jauh lebih asri karena pada dasarnya lautnya indah.
Dari Pantai Air Manis, kami memutuskan mengunjungi saudara ibu saya barulah mengunjungi salah satu Masjid yang Masyaa Allah bagus sekali.
Saat saya berkunjung, pas banget waktunya shalat maghrib. Jadi, masjid nya semakin terlihat cantik dengan perpaduan lampu - lampu dan langit senja. Di foto dari angle manapun, Cantik, Masyaa Allah. Darisana kami memutuskan mencari makan dan beristirat di hotel untuk mempersiapkan diri perjalanan ke Solok dan Bukittinggi
Solok itu kota yang indah, pakai banget. Semua yang dilihat disana itu warnanya hijau, saking asrinya. Disana kami mengunjungi saudara ibu saya lagi. Kalau tidak salah, nama daerahnya itu Nagari Supayang, Solok.
Kami datang ke setiap rumah saudara yang ada di sana dan selalu - selalu - selalu disuguhi makan berat (read: nasi + lauk pauk berlimpah). Saya sampai kekenyangan, Alhamdulillah. Ketika pulang, kami pun dibawain oleh - oleh ini itu termasuk dibawain beras (Masyaa Allah nasi terenak yang pernah saya makan) hahaha.
Perjalanan pun dilanjutkan ke Bukittinggi. Dalam perjalanan ini, kami melewati Danau Singkarak yang terkenal. Disana banyak sekali kios - kios yang menjual berbagai macam oleh - oleh. Salah satunya adalah ikan bilih. The Best sih rasanya, jadi jangan sampai lupa beli ya.
Bukittinggi itu ternyata lumayan ramai. Memang sih tujuan wisatawan kebanyakan kesini. Hmm... kurang lebih ramainya seperti Malioboro, Yogyakarta.
Di kota ini ada ngarai yang indah sekali, namanya Ngarai Sianok. Kalau kesini, jangan lupa makan Bebek Lado Ijo ya. Rasa bebeknya enak banget loh walaupun saya makan bukan di restauran yang terkenalnya. Apakah mungkin karena pengaruh pemandangan.
Selain itu, kalau kita berjalan ke alun - alun kota, kita bisa melihat Jam Gadang.
Di malam hari, jam gadang akan terlihat indah karena lampu - lampunya. Dekat dengan Jam Gadang, kami berjalan - jalan di Pasar Bukittingi. Disana banyak sekali penjual mukena dengan kualitas oke punya. Tapi disini kita benar - benar harus pintar menawar kalau tidak pasti akan dikasih harga selangit. Saya dan adik saya hanya membeli satu saja untuk Bulan Ramadhan.
Tidak hanya monumen jam Gadang saja yang menarik. Di Bukittinggi, makanan khasnya lainnya pun oke punya, nasi kapau, ayam pop dan sate padangnya. Saya dan adik saya mencoba nasi kapau Uni Lis yang katanya fenomenal itu. Rasanya? Wah! harus coba deh. Saya sih belum pernah mencoba yang rasanya seperti itu di Jakarta. Kemudian, makanan lain yang kudu banget di coba adalah sate padang Mak Aciak. Sate padang ini letaknya ditengah kota Bukittinggi kok. Kalau menurut saya sih, sate padang ini adalah sate padang terenak yang saya coba di perjalanan ini.
Selain ke Bukittinggi, tempat menarik lainnya adalah Istana Pagaruyung. Lokasinya sekitar 1 jam dari kota Bukittinggi. Di dalam komplek Istananya, terdapat beberapa rumah gadang. Namun, sayangnya, Saya dan keluarga tidak sempat berjalan-jalan karena tiba-tiba hujan.
Istana Pagaruyung juga menyediakan tempat untuk meminjam kostum adat minang. Kalau tidak salah, harga peminjaman kostumnya sekitar Rp. 30,000. Saya rasa cukup affordable karena tidak ada batas maksimum jam pemakaiannya. Jadi, saya bisa foto - foto sampai capek.
Bagi saya, berkunjung ke Sumatera Barat adalah hal yang sangat menyenangkan. Selain bisa berjalan - jalan, saya juga bisa bersilahturhmi dengan keluarga yang belum pernah saya temui sebelumnya. Next time, saya pengen sih jalan-jalan lagi bersama keluarga besar menggunakan Bis wisata. Sepertinya menyenangkan ya?
Terimakasih banya sudah membaca tulisan saya.
xoxo,
Risya Amarilia
Tidak hanya monumen jam Gadang saja yang menarik. Di Bukittinggi, makanan khasnya lainnya pun oke punya, nasi kapau, ayam pop dan sate padangnya. Saya dan adik saya mencoba nasi kapau Uni Lis yang katanya fenomenal itu. Rasanya? Wah! harus coba deh. Saya sih belum pernah mencoba yang rasanya seperti itu di Jakarta. Kemudian, makanan lain yang kudu banget di coba adalah sate padang Mak Aciak. Sate padang ini letaknya ditengah kota Bukittinggi kok. Kalau menurut saya sih, sate padang ini adalah sate padang terenak yang saya coba di perjalanan ini.
Selain ke Bukittinggi, tempat menarik lainnya adalah Istana Pagaruyung. Lokasinya sekitar 1 jam dari kota Bukittinggi. Di dalam komplek Istananya, terdapat beberapa rumah gadang. Namun, sayangnya, Saya dan keluarga tidak sempat berjalan-jalan karena tiba-tiba hujan.
Istana Pagaruyung juga menyediakan tempat untuk meminjam kostum adat minang. Kalau tidak salah, harga peminjaman kostumnya sekitar Rp. 30,000. Saya rasa cukup affordable karena tidak ada batas maksimum jam pemakaiannya. Jadi, saya bisa foto - foto sampai capek.
Bagi saya, berkunjung ke Sumatera Barat adalah hal yang sangat menyenangkan. Selain bisa berjalan - jalan, saya juga bisa bersilahturhmi dengan keluarga yang belum pernah saya temui sebelumnya. Next time, saya pengen sih jalan-jalan lagi bersama keluarga besar menggunakan Bis wisata. Sepertinya menyenangkan ya?
Terimakasih banya sudah membaca tulisan saya.
xoxo,
Risya Amarilia
- May 23, 2019
- 0 Comments